Thursday, December 5, 2013

Writing Workshop - Belajar Menulis dengan Menyenangkan

Oleh: Nurma


Writing workshop merupakan runtutan aktivitas menyenangkan yang selain dapat menggali kecerdasan dan kecakapan anak (dalam menulis dan dalam menganalisa masalah serta menuangkan pemikiran ke dalam bentuk tulisan) juga dapat menumbuhkan kedekatan yang luar biasa dari interaksi yang terjadi antara anak (murid) dan orang dewasa (guru) selama proses pembelajaran berlangsung.

Apabila aktivitas ini berjalan dengan harmonis dengan persiapan yang matang, anak tidak betul-betul merasa sedang belajar namun mereka sungguh sedang menjalani proses pembelajaran yang sangat besar (menulis, membaca, mendengarkan, dan berbicara). Terutama apabila kegiatan ini merupakan kegiatan berkelanjutan yang mereka lakukan dalam keseharian mereka.

Dengan akrabnya komunikasi yang tercipta dengan anak, writing workshop memungkinkan orang tua (guru) untuk lebih memahami cara berpikir anak, kebutuhan pembelajaran anak, serta cara anak memandang sesuatu. Dan bersamaaan dengan itu, anak pun terfasilitasi untuk menumbuhkan self esteem dan percaya diri atas kemampuan yang mereka miliki dengan menghasilkan suatu karya.

Bagaimana hal-hal (banyak manfaat, red) di atas dapat tercapai?

A. Writing workshop

Menulis (writing) merupakan keterampilan untuk merangkaikan  kata-kata menjadi kalimat dengan urutan tertentu untuk menghasilkan produk tertentu.  Tujuan dari belajar menulis antara lain dapat membuat anak mampu menggambarkan sesuatu secara tertulis, berkomunikasi, menyampaikan informasi, dan mengekspresikan perasaan.

Tidak mudah mengajarkan keterampilan menulis karena didalamnya terdapat keterampilan lain yang menyatu menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Keterampilan tersebut antara lain adalah pemahaman ejaan, tanda baca, penggunaan huruf besar, kosa kata, pemilihan kata yang tepat, kemampuan menggambarkan suatu kejadian melalui kalimat, serta kemampuan menyimpulkan.

Mari kita bahas bersama bagaimana mengajarkan writing workshop sehingga mampu mengakomodir kebutuhan pembelajaran anak.

B. Bagaimana mengajarkan writing workshop?

Terdapat dua pihak yang terlibat dalam proses writing workshop yaitu orang dewasa (guru atau orang tua) dan anak (murid). Apa yang harus dimiliki (dipersiapkan) orang dewasa untuk dapat menjadi ‘teman’ yang baik selama writing workshop berlangsung?

a.    Tahapan writing workshop

Tahapan penting dalam writing workshop adalah prewriting (brainstorm), draft kasar, revising, editing,dan publishing (Ralph Fletcher and JoAnn Portalupi, 2001).  Meskipun setiap tahap tidak selalu berjalan secara teratur namun setiap proses ini pasti ada dalam proses penulisan.  Setiap proses penting dalam menentukan hasil akhir karya anak.

Dalam tahap prewriting, anak mencari ide cerita atau topik tulisan yang akan dibuatnya untuk jangka panjang.  Setiap cara dapat ditempuh anak untuk mendapatkan ide. Namun 

b.    Alokasi waktu

Writing workshop terdiri dari sesi pertemuan pendek yang berlangsung terus menerus dengan tahap pembelajaran yang berbeda. Alokasi waktu yang efektif dalam setiap sesi pendek dapat membantu anak dalam mengembangkan tulisan yang sedang dibuatnya.  Adapun agenda dalam setiap sesi adalah minilesson, aktivitas menulis, dan sharing session.

Minilesson dirancang padat, mengena, dan tidak bertele-tele. Buatlah aktivitas dalam minilesson sebagai penumbuh motivasi anak untuk menulis. Misalnya, menceritakan tentang setting cerita dengan memberikan suatu contoh dari potongan cerita yang kita buat sendiri atau dari buku populer yang mungkin mereka telah baca.  Atau dengan menyampaikan pemaparan mengenai penentuan karakter cerita dengan membandingkan dua teknik yang berbeda, langsung atau tidak langsung.  Atau dengan membandingkan dua pemilihan kata yang berbeda sehingga memberikan kesan yang berbeda dalam penulisan.  Pastikan aktivitas ini terarah sesuai dengan tahap yang sedang dilalui anak.

Aktivitas menulis mendapat porsi waktu terbanyak dalam setiap sesi.  Berikanlah perhatian dan bantuan pada setiap anak yang mendapatkan kesulitan dengan tetap mempertahankan kepemilikan anak atas karyanya.  Hindari mengambil alih karya anak.  Dengarkanlah kesulitan mereka, berikanlah pendapat sebagai seorang pembaca, libatkan anak secara aktif, arahkan anak tetap pada tujuan penulisan yang ingin dicapainya, dan berikan pujian pada kemajuan yang telah diperolehnya.

Sharing session menutup setiap sesi. Pada sesi ini anak berkesempatan untuk mendapatkan masukan, ide, dan wawasan baru baik dari guru atau teman yang ada dengan proses tanya jawab ringan setelah sebelumnya anak membacakan apa yang telah dia tulis pada hari itu.   

c.    Fasilitas pendukung

Ruangan dan fasilitas pendukung lainnya yang ditata disesuaikan dengan aktivitas yang berlangsung akan sangat membantu anak untuk berkonsentrasi dan efektif dalam menggunakan waktu menulis.  Penempatan meja dan kursi dapat ditata berkelompok.  Karpet  dan buku-buku dapat menjadi tempat anak menggali ide.

Alat tulis (kertas, pensil, penghapus) serta fasilitas pendukung lainnya (folder, gunting, stapler, lem, spidol berwarna, kamus, dll) berada dekat dengan area menulis. Komputer seringkali dibutuhkan dalam proses drafting.

d.   Penetapan tujuan

Mengingat writing workshop merupakan proses pembelajaran yang panjang dengan melibatkan tahapan tertentu, penetapan tujuan jangka pendek dalam setiap pertemuan akan sangat menentukan keberhasilan proses secara keseluruhan. Menumbuhkan keinginan anak untuk menulis dalam setiap sesi memberikan tantangan tersendiri sebagai proses menuju hasil akhir berupa suatu karya yang matang dari anak.

e.    Penetapan peraturan

Peraturan yang disepakati bersama akan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi proses penulisan.  Misalnya tidak boleh berisik, berbicara dengan suara pelan, mengembalikan alat tulis ke tempatnya, dan semua (anak dan orang dewasa) harus berpikir dan menulis.

f.     Kemampuan analisa dan kekayaan ide

Tahap pembelajaran anak berbeda-beda sesuai dengan tingkat pemahaman dan proses pembelajaran yang telah dilaluinya.  Pemahaman anak usia 7 tahun terhadap sesuatu akan berbeda dengan anak usia 10 tahun. Berikanlah kemungkinan-kemungkinan yang mudah dipahami atas kesulitan yang ditemui anak, terutama dalam mengembangkan tulisan.  Kemukakanlah ide dan saran dengan terlebih dahulu memberikan kesempatan kepada anak untuk menyampaikan pemikiran atau hasil tulisannya. Kepandaian menganalisa kesulitan anak menjadi kunci sukses dalam mengembangkan kemampuan anak.

g.   Kesabaran dan kasih sayang

Suasana hati anak seringkali berubah-ubah.  Atau anak seringkali frustasi dengan tulisan yang dibuatnya. Peran orang dewasa sebagai pembimbing yang dengan sabar dan kasih sayang menemani dan memberikan solusi terhadap kesulitan yang dihadapi anak akan mengembalikan kepercayaan diri anak untuk tetap berkarya.

No comments:

Post a Comment